PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
A. Terbentuknya Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia
BPUPKI atau Dokuritsu Junbi Cosakai dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945. Tujuannya adalah untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting yang berhubungan dengan berbagai hal yang menyangkut pembentukan negara Indonesia merdeka.
Susunan pengurus badan penyelidik ini antara lain:
BPUPKI atau Dokuritsu Junbi Cosakai dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945. Tujuannya adalah untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting yang berhubungan dengan berbagai hal yang menyangkut pembentukan negara Indonesia merdeka.
Susunan pengurus badan penyelidik ini antara lain:
1. Badan perundingan, terdiri dari seorang ketua, seorang ketua muda, 60 anggota, dan 6 orang anggota orang Jepang tanpa hak suara. Kepengurusan ini diumumkan tanggal 29 April 1945. Badan ini diketuai oleh K.R.T Radjiman Wedyodingingrat dan ketua muda Icibangase.
2. Kantor tata usaha, dengan R.P Suroso sebagai kepala sekretariat merangkap ketua muda, dibantu oleh Toyahito Masuda dan AG Pringgodigdo.
Pada tanggal 29 Mei -1 Juni diadakan sidang pertama BPUPKI. Sidang pertama ini membahas mengenai dasar negara. Terdapat tiga pembicara yang mengemukakan dasar negara dalam sidang tersebut yaitu Mr.Muh Yamin, Mr.Supomo, dan Ir.Sukarno. Dalam pidatonya Muh.Yamin mengemukakan lima asas dasar kebangsaan Republik Indonesia sebagai berikut:
1) Perikebangsaan
2) Perikemanusiaan
3) Periketuhanan
4) Perikerakyatan
5) Kesejahteraan rakyat
Pada tanggal 31 Mei Mr.Supomo juga mengajukan dasar-dasar untuk Indonesia merdeka. Dasar-dasar yang diajukannya itu antara lain:
1) Persatuan
2) Kekeluargaan
3) Keseimbangan lahir dan batin
4) Musyawarah
5) Keadilan rakyat
Pada tanggal 1 Juni diadakan rapat terakhir dengan mendengarkan pidato Ir. Sukarno. Pidato tersebut kemudian dikenal sebagai hari lahirnya Pancasila. Dasar negara Indonesia Merdeka yang diusulkan Ir.Sukarno adalah sebagai berikut:
1) Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme
2) Perikemanusiaan atau internasionalisme
3) Mufakat atau demokrasi
4) Kesejahteraan sosial
5) Ketuhanan yang maha Esa
Setelah mengakhiri persidangan pertaman, BPUPIKI melakukan reses selama satu bulan, tetapi sebelum reses telah dibentuk sebuah panitia kecil yang disebut panitia delapan yang bertugas menampung saran-saran dan konsepsi-konsepsi dari para anggota.
Anggota panitia kecil adalah:
Ketua : Ir.Sukarno
Anggota : Drs. Moh. Hatta, Sutardjo Kartohadikusumo, K.H. Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Otto Iskandardinata, Mr. Muhammad Yamin, dan A.A Maramis.
Anggota panitia kecil adalah:
Ketua : Ir.Sukarno
Anggota : Drs. Moh. Hatta, Sutardjo Kartohadikusumo, K.H. Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Otto Iskandardinata, Mr. Muhammad Yamin, dan A.A Maramis.
Tanggal 22 Juni 1945 panitia kecil mengadakan pertemuan dengan 38 anggota badan penyelidik. Pertemuan ini menghasilkan terbentuknya panitia sembilan yang terdiri dari : Ir. Sukarno, Moh. Hatta, Moh. Yamin, Ahmad Subardjo, A.A Maramis, Abdulkahar Muzakir, K.H Wahid Hasyim, H.Agus Salim dan Abikusno Cokrosuyoso.
Panitia sembilan menghasilkan rumusan Jakarta Charter atau piagam Jakarta. Piagam Jakarta
Panitia sembilan menghasilkan rumusan Jakarta Charter atau piagam Jakarta. Piagam Jakarta
berisi rumusan dasar negara Indonesia merdeka sebagai berikut:
1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2) (menurut) Dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) (dan) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5) (Serta dengan mewujudkan suatu ) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pada persidangan kedua BPUPKI tanggal 10-16 Juli 1945, dilakukan perumusan terakhir draft dasar negara, pembahasan rancangan UUD termasuk juga pembukaan atau preambule. Untuk tugas ini dibentuk panitia perancang UUD yang diketuai oleh Ir.Sukarno dengan anggota 18 orang. Pada tanggal 11 Juli 1945 Panitia perancang UUD menyetujui isi preambule yang diambil dari piagam Jakarta. Panitia ini kemudian membentuk Panitia Kecil Perancang UUD yang diketuai oleh Mr.Supomo. Dalam sidang tanggal 14 Juli 1945, Ir.Sukarno melaporkan hasil kerja panitia yang diketuainya. Hasil kerja ini terdiri dari tiga hal, yaitu:
1) Pernyataan Indonesia Merdeka
2) Pembukaan UUD
3) Batang tubuh UUD
1) Pernyataan Indonesia Merdeka
2) Pembukaan UUD
3) Batang tubuh UUD
B. PERSIAPAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
1. Penggantian BPUPKI menjadi PPKI
Setelah dianggap telah selesai menjalankan tugasnya BPUPKI dibubarkan dan sebagai gantinya dibentuk PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Inkai pada tanggal 7 Agustus 1945. Ketuanya adalah Ir.Sukarno, dengan Moh. Hatta sebagai wakil ketua dan Ahmad Subardjo sebagai penasehat. Anggotanya terdiri atas 18 orang, 12 wakil dari jawa, 3 wakil dari Sumatra, 2 wakil dari peranakan Cina dan tanpa sepengetahuan Jepang anggota PPKI ditambah.
Setelah dianggap telah selesai menjalankan tugasnya BPUPKI dibubarkan dan sebagai gantinya dibentuk PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Inkai pada tanggal 7 Agustus 1945. Ketuanya adalah Ir.Sukarno, dengan Moh. Hatta sebagai wakil ketua dan Ahmad Subardjo sebagai penasehat. Anggotanya terdiri atas 18 orang, 12 wakil dari jawa, 3 wakil dari Sumatra, 2 wakil dari peranakan Cina dan tanpa sepengetahuan Jepang anggota PPKI ditambah.
2. Peristiwa pemanggilan dua tokoh Indonesia ke Dalat
Jepang yang kedudukannya kian terdesak oleh Sekutu akhirnya memanggil beberapa tokoh pergerakan nasional Indonesia. Tokoh-tokoh yang dipanggil itu adalah Ir.Sukarno dan Moh.Hatta, keduanya bertolak ke Dalat (Vietnam) dari tanggal 9 -14 Agustus 1945. Jenderal Terauchi selaku panglima besar tentara Jepang di Asia Tenggara kemudian memberitahukan keputusan pemerintah Jepang yang antara lain:
a. Jepang menjanjikan kemeerdekaan Indonesia
b. Pembentukan PPKI
c. Penentuan wilayah Indonesia yang meliputi bekas jajahan Hindia Belanda.
3. Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 dan disebabkan adanya perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda mengenai proklamasi kemerdekaan. Kelompok tua antara lain adalah Ir. Sukarno, Mrs. Moh. Hatta dan Ahmad Subardjo. Sedangkan golongan muda antara lain :
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 dan disebabkan adanya perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda mengenai proklamasi kemerdekaan. Kelompok tua antara lain adalah Ir. Sukarno, Mrs. Moh. Hatta dan Ahmad Subardjo. Sedangkan golongan muda antara lain :
a. Kelompok Sukarni, tokoh-tokohnya meliputi Sukarni, Adam Malik, Armoenanto, Pandoe Kartawigoena, dan Maroenta Nitimihardjo.
b. Kelompok Syahrir, tokoh utamanya adalah Syahrir
c. Kelompok pelajar, tokoh-tokohnya adalah Chaerul Saleh, Johan Noer, Sayoko, Syarif Thayeb, Darwis, dan Eri Soedewo
d. Kelompok Kaigun, tokoh-tokohnya adalah Soedirjo, Wikana dan E.Khairudin.
Setelah mendengar berita kekalahan Jepang atas Sekutu, kelompok muda menghendaki agar Indonesia segera diproklamasikan. Para pemuda tidak menghendaki jika kemerdekaan itu diperoleh sebagai hadiah dari Jepang, mereka menghendaki kemerdekaan diperoleh dari perjuangan bangsa Indonesia sendiri. Namun demikian golongan tua berpendapat bahwa pelaksanaan proklamasi tetap dilaksanakan di dalam PPKI untuk tidak memancing konflik dengan pihak Jepang. Akibat penolakan itu, kedua tokoh golongan tua itu diamankan dan disembunyikan ke Rengasdengklok, daerah Karawang- Bekasi. Tujuan pengamanan itu agar kedua tokoh tersebut tidak diperalat atau dipengaruhi oleh Jepang maupun sekutu. Alasan dipilih Rengasdengklok karena:
a. Daerah ini dilatarbelakangi laut Jawa, dengan demikian jika ada serangan dapat segera pergi melalui laut.
b. Sebelah Timur dibentengi oleh Wilayah Purwakarta dengan satu Daidan PETA
c. Sebelah Selatan ada PETA Cedung Gedeh
d. Sebelah Barat ada tentara PETA di Bekasi
Setelah melalui perbincangan yang cukup panjang, akhirnya Sukarno menganggukkan kepala dan menyatakan kesediaannya untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, tetapi dilakukan di Jakarta. Setelah kesepakatan dicapai, Sukarno dan Muh. Hatta akhirnya di jemput oleh Ahmad Soebardjo dan Soediro, dan pada sorenya mereka dikembalikan ke Jakarta.
4. PERUMUSAN TEKS PROKLAMASI
a. Tempat perumusan : di rumah Laksamana Tadhasi Maeda, jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta.
b. Saksi : BM Diah, Sudiro, Sukarni, Sayuti Melik
c. perumus : Ir. Sukarno sebagai penulis , dan Drs. Moh.Hatta serta Ahmad Subardjo sebagai penyumbang pikiran secara lisan.
d. Hal – hal lain:
Ø Sukarno menyarankan agar para saksi turut menandatangani naskah proklamasi, selaku wakil-wakil bangsa Indonesia.
Ø Sukarni, sebagai wakil dari golongan muda menolaknya dan mengusulkan agar naskah tersebut hanya ditandatangani oleh Sukarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Ø Sukarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik naskah proklamasi yang telah disetujui
Ø Pembacaan proklamasi dilaksanakan di kediaman Sukarno, Jalan Pegangsaan Timur no. 56 Jakarta, pukul 10.00 WIB.
TOKOH-TOKOH YANG BERPERAN DALAM PERISTIWA PROKLAMASI
1) Sukarno – Hatta : Proklamator kemerdekaan Indonesia
2) Syahrudin : Telegrafis yang menyiarkan proklamasi Indonesia ke seluruh dunia.
3) Frans S Mendur : Wartawan yang mengabadikan peristiwa-peristiwa penting dalam perjuangan kemerdekaan RI.
4) Soewirjo : Walikota Jakarta yang menyelenggarakan upacara Proklamasi
5) S.Suhud, Latif H, dan Tri Murti : pengibar bendera merah putih
6) Ibu Fatmawati : pembuat bendera Merah putih yang dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945.
7) Sayuti Melik : Pengetik naskah proklamasi
8) Sukarni, BM Diah dan Sudiro : saksi perumusan naskah proklamasi
9) Ahmad Subardjo : Penyumbang pikiran dalam perumusan naskah proklamasi dan tokoh golongan tua yang berhasil menjemput Sukarno-Hatta kembali ke Jakarta
10) Laksamana Maeda : Angkatan laut Jepang yang bersimpati terhadap perjuangan bangsa Indonesia dan menyediakan tempat perumusan naskah proklamasi
11) Cudanco Subeno : Komandan kompi tentara PETA di Rengasdengklok
12) Sukarni, Yusuf Kunto dan Singgih :membawa Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok
13) Darwis dan Wikana : utusan yang menyampaikan keputusan rapat pemuda kepada Sukarno-Hatta
0 comments:
Post a Comment