Untuk mengubah sebuah kata benda menjadi bentuk jamak digunakanlah reduplikasi (perulangan kata), tapi hanya jika jumlahnya tidak terlibat dalam konteks. Sebagai contoh "seribu orang" dipakai, bukan "seribu orang-orang". Perulangan kata juga mempunyai banyak kegunaan lain, tidak terbatas pada kata benda.
Bahasa Indonesia menggunakan dua jenis kata ganti orang pertama jamak, yaitu "kami" dan "kita". "Kami" adalah kata ganti eksklusif yang berarti tidak termasuk sang lawan bicara, sedangkan "kita" adalah kata ganti inklusif yang berarti kelompok orang yang disebut termasuk lawan bicaranya.
Susunan kata dasar yaitu Subyek - Predikat - Obyek (S-P-O), walaupun susunan kata lain juga mungkin. Kata kerja tidak di bahasa berinfleksikan kepada orang atau jumlah subjek dan objek. Bahasa Indonesia juga tidak mengenal kala (tense). Waktu dinyatakan dengan menambahkan kata keterangan waktu (seperti, "kemarin" atau "esok"), atau petunjuk lain seperti "sudah" atau "belum".
MORFOLOGI
Morfologi merupakan bagian dari tata bahasa yang membicarakan bentuk kata Morfem adalah unsur pembentuk kata., terdiri dari:
1. Morfem bebas; adalah morfem yang dapat berdiri sendiri dan menjadi dasar pembentuk kata lain (kata dasar) Contoh : bawa, dapat, buat, hasil dll
2. Morfem Terikat; adalah morfem yang melekat pada bentuk lain. Contoh : pe – an, ber – an, me- kan dll
FONOLOGI
Fonologi merupakan bagian dari tata bahasa yang mempelajari bunyi ujaran yang bersifat membedsakan arti, meliputi:
1. Fon adalah bagian terkecil yang mungkin dapat dipisahkan dari rangkaian bunyi ujaran.
2. Fonem adalah kesatuan terkecil yang terjadi dari bunyi ujaran yang dapat membedakan arti
Macam-macam bunyi ujaran :
1. Vokal adalah huruf hidup Contoh : a, e, i, o dan u
2. Konsonan adalah huruf mati Contoh b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z
3. Diftong adalah huruf yang melambangkan bunyi rangkap Contoh
Huruf
Vokal
|
Contoh pemakaian dalam kata
| ||
di awal
|
di tengah
|
di akhir
| |
ai
|
ain
|
syaitan
|
pandai
|
au
|
aula
|
saudara
|
harimau
|
oi
|
-
|
boikot
|
amboi
|
Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan adalah kata dasar yang diberi imbuhan. Imbuhan ada beberapa macam, antara lain:
1. awalan (prefiks): ber-, ter -, me -, di-, dan ke-
2. akhiran (sufiks): - an, - i, - kan
3. sisipan (infiks): - er - , - el - , dan – em –
4. awalan-akhiran (konfiks): ke – an, me – kan, per – an
Bahasa Indonesia mempunyai banyak awalan, akhiran, maupun sisipan, baik yang asli dari bahasa-bahasa Nusantara maupun dipinjam dari bahasa-bahasa asing, antara lain:
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya:
* Bacalah buku itu baik-baik.
* Jakarta adalah ibu kota Republik Indonesia.
* Siapakah gerangan dia?
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya:
* Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.
* Jangan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku.
Catatan:
Kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun ditulis serangkai. Misalnya:
* Bagaimanapun juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu.
* Sekalipun belum memuaskan, hasil pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.
* Walaupun miskin, ia selalu gembira.
3. Partikel per yang berarti 'mulai', 'demi', dan 'tiap' ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya. Misalnya:
* Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.
* Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
* Harga kain itu Rp 2.000 per helai.
4. Imbuhan -is, -isme, dan –isasi berfungsi sebagai berikut.
a. Membentuk kata benda atau nomina.
b. Sebagian kata sifat yang dihasilkan melalui pengimbuhan dengan ketiga imbuhan tersebut.
Arti baru yang dihasilkan melalui pengimbuhan dengan -is, -isme, dan -isasi adalah:
a. Imbuhan –is;
1) Orang yang memiliki keahlian; Contoh: gitaris, pianis, komponis.
2) Orang yang memiliki sifat / jiwa; Contoh: egois, nasionalis, humoris.
b. Imbuhan –isme; berarti paham/ajaran/aliran. Contoh: nasionalisme, komunisme, animisme.
c. Imbuhan –isasi; menunjukkan makna proses. sinestesia.
5. Kata berimbuhan -man, -wan, dan -watimerupakan nomina atau kata benda. Adapun perubahan makna yang diakibatkan pengimbuhan dengan -man, -wan, dan -wati sebagai berikut.
a. Menunjuk bidang pekerjaan orang yang disebut. Contoh : Pabrik sepatu itu memberikan cuti kepada karyawati yang hamil.
b. Menunjuk sifat orang yang disebut. Contoh : Korban gempa di Bengkulu menunggu kedatangan relawan ke sana.
c. Menunjuk keahlian yang ditekuni orang yang disebut. Contoh : Dua olahragawan mendapat penghargaan dari pemerintah.
6. Fungsi utama awalan me- adalah membentuk kata kerja. Adapun arti awalan me- adalah sebagai berikut.
a. Melakukan pekerjaan; Contoh: Ida membaca naskah drama. (melakukan pekerjaan membaca)
b. Mengeluarkan; Contoh: Anjing menggonggong. (mengeluarkan gonggongan)
c. Menjadi; Contoh: Sobekan di celananya melebar. (menjadi lebar)
d. Menyerupai; Contoh: Karena tidak memerhatikan lingkungan, sampah di kota ini menggunung. (menyerupai gunung)
e. Menuju ke; Contoh: Garuda Indonesia mendarat di Bandar Udara Adisutjipto. (menuju ke darat)
Penulisan Kata
1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya:
* Ibu percaya bahwa engkau tahu.
* Kantor pajak penuh sesak.
* Buku itu sangat tebal.
2. Kata Turunan
a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya:
* bergeletar * menengok
* dikelola * mempermainkan
* penetapan
b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Misalnya:
* bertepuk tangan * menganak sungai
* garis bawahi * sebar luaskan
c. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya:
* menggarisbawahi * dilipatgandakan
* menyebarluaskan * penghancurleburan
d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya:
adipati mahasiswa ekawarna saptakrida
aerodinamika mancanegara dwiwarna reinkarnasi
antarkota multilateral demoralisasi purnawirawan
anumerta narapidana dekameter prasangka
audiogram nonkolaborasi dasawarsa pramuniaga
awahama Pancasila ekstrakurikuler semiprofesional
bikarbonat panteisme elektroteknik subseksi
biokimia paripurna infrastruktur swadaya
caturtunggal poligami introspeksi transmigrasi
Catatan:
(1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-). Misalnya:
* non-Indonesia
* pan-Afrikanisme
(2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah. Misalnya:
* Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
* Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
3. Kata Ulang
Kata ulang dapat dikelompokan menjadi:
a. Kata ulang utuh murni: rumah-rumah, anak-anak, buku-buku, kuda-kuda, mata-mata, hati-hati, undang-undang, biri-biri, kupu-kupu, kura-kura, laba-laba, sia-sia, hulubalang-hulubalang, bumiputra-bumiputra, dst.
b. Kata ulang sebagian: berjalan-jalan, dibesar-besarkan, menulis-nulis, terus-menerus, tukar-menukar, dst.
c. Kata ulang berimbuhan: rumah-rumahan, anak-anakan, kuda-kudaan, dst.
d. Kata ulang suku depan: pepohonan, leluhur, lelaki, dst
e. Kata ulang berubah bunyi: gerak-gerik, huru-hara, lauk-pauk, mondar-mandir, ramah-tamah, sayur-mayur, centang-perenang, porak-poranda, tunggang-langgang, dst.
Fungsi Gramatik kata ulang antara lain:
a. Membentuk adverbia: sebaik-baiknya, secantik-cantiknya, sehebat-hebatnya, dst
b. Membentuk Nomina: Kuda-kudaan, rumah-rumahan, dst
c. Membentuk Ajektif: pening-pening, pusing-pusing, dst
d. Membentuk Verba: hormat-menghormati
4. Kata Depan
Kata depan merupakan kata yang bertugas menghubungkan kata atau bagian kalimat.Yang termasuk kata depan adalah: di, ke , dari, pada, daripada.
5. Kata Sambung
Kata sambung merupakan kata yang berfungsi untuk menyambung kalimat atau anak kalimat
Singkatan dan Akronim
1. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik. Misalnya:
* A.S. Kramawijaya * Muh. Yamin
* Suman Hs. * Sukanto S.A.
* Bpk. = Bapak * Sdr. = saudara
* Kol. = Kolonel * M.B.A. = master of business administration
* M.Sc. = master of science * S.E. = sarjana ekonomi
* S.Kar. = sarjana karawitan * S.K.M. = sarjana kesehatan masyarakat
b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. Misalnya:
* DPR = Dewan Perwakilan Rakyat * PGRI = Persatuan Guru Republik Indonesia
* PT= Perseroan Terbatas * GBHN = Garis-Garis Besar Haluan Negara
* KTP = Kartu Tanda Penduduk * SMTP = Sekolah Menengah Tingkat Pertama
c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Misalnya:
* dll. = dan lain-lain * dsb. = dan sebagainya
* dst. = dan seterusnya * hlm. = halaman
* sda. = sama dengan atas * Yth. = Yang terhormat
* a.n. = atas nama * d.a. = dengan alamat
* u.b. = untuk beliau * u.p. = untuk perhatian
* s.d.= sampai dengan
d. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Misalnya:
* Cu = kuprum * TNT = trinitrotoluen
* cm = sentimeter * kVA =kilovolt-ampere
* l = liter * kg = kilogram
* Rp (5.000,00) = (lima ribu) rupiah
2. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Misalnya:
* ABRI = Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
* LAN = Lembaga Administrasi Negara
* PASI = Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
* IKIP = Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
* SIM = Surat Izin Mengemudi
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Misalnya:
* Akabri = Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
* Bappenas = Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
* Iwapi = Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia
* Kowani = Kongres Wanita Indonesia
* Sespa = Sekolah Staf Pimpinan Administrasi
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Misalnya:
* pemilu = pemilihan umum * radar = radio detecting and ranging
* rapim = rapat pimpinan * rudal = peluru kendali
* tilang = bukti pelanggaran
Catatan:
Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat-syarat berikut:
* Jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang lazin pada kata Indonesia
* Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim.
0 comments:
Post a Comment